Iwak Peda atau ikan peda adalah sejenis ikan asin, namun berbeda dalam
keawetan dan proses pembutannya. Ikan Peda biasanya dalam pembuatannya
tidak dibelah, tidak disiangi (proses pembersihan ikan, dengan
mengeluarkan insang, dan isi perutnya, kemudian dibersihkan sisiknya)
dan tidak dijeber menuju penjemuran sebagaimana dalam pembuatan ikan
asin, ikan-ikan yang akan dijadikan peda adalah gelondongan ikan segar
yang langsung digarami. Ikan Peda adalah salah satu produk hasil
pengawetan makanan yang diolah
menggunakan teknik penggaraman dan fermentasi.
Ikan Peda biasanya dibuat dari ikan kembung betina (Rasterliger
neglectus), dikenal juga dua macam ikan peda yaitu ikan peda merah (peda
siam) dan ikan peda putih. Ikan peda merah dalam proses pembutannya adalah dari
ikan kembung yang berkadar lemak tinggi dan tidak disiangi, sementara ikan peda
putih dibuat dari ikan kembung yang berkadar lemak rendah dan disiangi.
Bahan Baku, Sarana dan Pembuatan
Ikan, Kesegaran ikan sangat mempengaruhi mutu ikan peda, maka ikan yang akan
diolah menjadi peda harus segar, karena ikan yang sudah mulai membusuk akan
menghasilkan peda bermutu rendah, dan bisa membahayakan kesehatan.
Pada dasarnya semua jenis ikan dapat diolah menjadi peda, akan tetapi
umumnya ikan yang digunakan sebagai bahan baku peda adalah ikan kembung
(Restrelliger spp). Dalam masyarakat nelayan, dikenal dua jenis peda yaitu peda merah,
yang dibuat dari ikan kembung betina (Restrelliger Neglegtus) dan peda
putih yang dibuat dari ikan kembung jantan (Restrelliger Kanagorta)
Timbangan; menuju proses pembuatan peda, ikan-ikan sebelumnya dibersihkan dan ditimbang terlebih dahulu untuk menentukan kualitas garam
yang digunakan. Umumnya garam yang digunakan 25 – 30 % dari berat ikan.
Garam, adalah jenis garam yang mempunyai kualitas
tinggi, dengan kadar kemurnian mengandung garam NaCl tinggi minimal 98%.
Bila garam yang digunakan
mengandung garam-garam calsium dan magnesium lebih dari 1% maka akan
menghasilkan peda yang kurang baik.
Ember Plastik, Bak Mandi dan Papan Kayu; sarana-sarana
untuk proses pengasinan bisa
berupa wadah kecil seperti ember pelastik, atau wadah yang berukuran
besar seperti bangunan permanen seperti Bak Mandi kecil. Besar dan kecil
suatu wadah adalah untuk menentukan volume dan kadar ikan-ikan yang
akan
diasinkan.
Taruhlah ikan dalam ember atau bak mandi dengan susunan beberapa lapisan
ikan dengan diselingi lapisan garam merata. Pada permukaan paling atas
ditaburi garam lebih tebal (± 1
cm), kemudian ditutup rapat dengan papan kayu berkisar sampai 3–6 hari
dengan suasana yang lembab.
Rak Pengeringan; setelah melalui
proses pengasinan, kemudian ikan-ikan dibongkar dan dibersihkan, dan
ditiriskan pada rak pengeringan atau diangin-anginkan sampai ikan
kelihatan kesat/padat.
Pendil, Merang/Daun Pisang Kering dan Proses Fermentasi;
menuju fermentasi adalah pengepakan, ikan-ikan yang sudak kering
kemudian dilumuri dengan garam dan ditaruh didalam pendil yang dialasi
merang atau daun pisang kering. Dan diatasnya ditutupi juga dengan
merang/daun pisang kering, sebagai penutup pendil harus rapat sekali,
dengan ukuran dan standar agar jangan sampai oksigen masuk. Proses
fermentasi biasanya berkisar 10-15 hari dengan bau peda yang menyengat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar